Selasa, 20 Desember 2011

Dagang Gorengan "Selasa , 20 Desember 2011"

Dan akhirnya tiba juga hari terakhir kita buka lapak alias jualan gorengan. Di hari terakhir ini kita jualan 30 gorengan plus 20 bakso tahu yang harganya ga pernah berubah dari seribu perak. Seperti waktu jualan di hari kedua, kita kuliah dulu sebelum mulai buka dagangan. Habis kuliah langsung rame tuh temen-temen kelompok lain juga mulai jualan sampe bela-belain bolos kuliah. Tapi gorengan kita ga kalah saing dari barang dagangan lain semacem kayak jaja bali atau rujak. Buktinya ga sampe setengah jam kita mulai jualan udah habis aja tuh gorengan (sampe sempet barter barang dagangan sama jaje bali). Sebenernya nyesel juga barang dagangan cepet abis, jadi ga bisa bolos kuliah deh. Ini nih dokumentasi jualan terakhir kita.

Ini temen-temen lagi pada ngerebutin buat beli gorengan. Sampe ada yang masi ngunyah udah mau beli lagi.


Dan ini tampilan gorengan yang kita jual. Saking ramenya sampe baru bisa ngambil gambarnya waktu gorengannya tinggal sisa sedikit.


Temen 2008 yang lagi nikmatin gorengan kita sambil narsis liat kamera.


 Dan ini adalah dua pembeli terakhir kita yang namanya disamarkan. Makasi udah beli gorengan kita semuanya dari hari pertama sampai yang terakhir.

Akhirnya kelar praktek jualan kita. Ternyata memang cari duit itu ga gampang. Mesti pake perjuangan keras dan anti sama yang namanya malu. Selama barang dagangan kita halal dan cara jualannya bener kenapa harus malu. Masalah untung rugi bisa diurus belakangan yang penting usaha kita buat ngejual barang dagangan kita kayak gimana. Makasi buat anggota kelompok semuanya yang udah kerja keras jualan dari hari pertama sampai terakhir. Buat Diah jangan ngomel-ngomel lagi karena duitnya kurang ya. Semua kerjaan pasti ada resikonya, tinggal gimana cara kita buat ngeminimalisir resikonya. Makasi buat Tuhan Hyang Maha Esa karena kita udah dikasi kelancaran selama kita jualan. Terus makasi juga buat ibu dosen kita yang namanya secantik dan sebaik hatinya yaitu Bu Cahya yang udah ngasi kita kesempatan buat jualan. Buat dosen, temen-temen 2008, adik-adik kelas, kakak kelas, trantib puputan, dan semuanya yang udah beli gorengan dan ngebantu kita makasi banyak juga. Banyak pengalaman yang kita dapet selama jualan. Oke sampe disini aja kisah hari terakhir kita jualan. Semoga semua pengalaman yang kita dapet bisa berguna buat kedepannya (Amiinn).

Dagang Gorengan "Sabtu , 17 Desember 2011"

Pada hari sabtu tanggal 17 Desember 2011, kami tidak berjualan secara langsung. Namun kami memesan gorengan untuk di jual ke warung / toko kelontong yang juga menjual berbagai macam snack dan kue-kue yang juga dititipkan oleh orang-orang disana. Warung tersebut berada di dekat rumah salah satu kelompok kami (Diah) yang berlokasi di daerah gianyar. Untuk di warung tersebut pertama kami hanya membawa 30 biji dengan harga masing-masing Rp 1000,- yang terdiri dari :
  • 10 pisang goreng
  • 10 ote-ote
  • 10 tahu isi
Dan gorengan kami habis semuanya. Mengapa kami memilih untuk menitipkan gorengan daripada menjualnya langsung? hal tersebut karena kami ingin mencoba yang mana lebih banyak mendapatkan untung, apakah dengan menitipkannya saja atau dengan menjualnya langsung. Dan kesimpulan yang kami dapatkan adalah :

  1.  Keuntungan yang kami dapatkan lebih sedikit, karena kami memberikan harga gorengan untuk dijual kembali.
  2. Tidak menghabiskan banyak tenaga karena kami tidak menjual secara langsung
  3. Karena untung lebih sedikit sebanding dengan tenaga yang lebih sedikit maka kesimpulannya sama saja.

Minggu, 18 Desember 2011

Dagang Gorengan "Kamis, 15 Desember 2011"

Pada Kamis, 15 Desember 2011 kami menjual gorengan di kampus lagi karena melihat prospeknya lebih cerah daripada kami berjualan di tempat lain. Hari ini kami membawa gorengan dengan tamabahan menu baru yaitu Bakso Tahu. Dari hasil survey ternyata banyak yang menyukai bakso tahu ini mungkin karena ditambah saus sambal pedas manis. kami juga menjual bakso tahu ini dengan harga Rp 1000,-.

Hari ini kami membawa 60 buah gorengan yaitu :
  • 10 tahu isi
  • 20 ote-ote
  • 10 pastel
  • 10 pisang goreng
  • 10 bakso tahu
-       Semua gorengan yang kami bawa habis, namun duitnya kurang Rp 1000,-. kami ga tau siapa yang belum bayar jadi dengan terpaksa kami rugi Rp 1000,-. Hal ini juga terjadi pada hari kedua kami berjualan yaitu "Selasa, 13 Desember 2011", pada hari selasa ini duitnya juga kurang Rp 2000,-. Hal ini kami jadikan pelajaran, mungkin untuk selanjutnya kami harus lebih berhati-hati dan teliti lagi dalam berjualan.

Catatan :
Untuk Dokumentasinya kami akan sertakan belakangan, karena saya selaku yang posting blog tidak mempunyai dokumentasinya.

Dagang Gorengan "Rabu, 14 Desember 2011"

Pada Rabu, 14 Desember 2011 kami berdagang di puputan denpasar dari jam 4 sore sampai jam 6 sore. Pertamanya kami agak pesimis karena cuaca kurang mendukung agak mendung bahkan turun hujan gerimis, namun kami harus tetap berdagang. Apalagi barang untuk dijual sudah kami beli terlebih dahulu. Namun untungnya hujan tidak turun lebih lebat namun hanya gerimis saja.

Ketika berdagang di puputan semua dagangan yang kami bawa juga terjual habis, Kami membawa 50 gorengan pada waktu itu namun yang seharga Rp 500,- tidak seperti yang kami jual di kampus yang seharga Rp 1000,-. Tentu saja ukuran yang kami buat tidak sebesar yang ada di kampus. Mengapa di puputan kami menjual yang seharga Rp 500,- ? itu karena harga untuk gorengan yang normal memang Rp 500,-. Untuk daerah di sekitar alun-alun biasanya orang menjual yang seharga Rp 500,- jadi kami juga membuat yang seharga Rp 500,-.

Ini adalah dokumentasi kami ketika berjualan di puputan :



Dagang Gorengan "Selasa, 13 Desember 2011"

Pada hari Selasa, 13 Desember 2011 kami menjual gorengan di kampus. Dan kami menyasar mahasiswa yang belum sarapan ataupun yang belum makan siang. Biasanya orang yang belum makan pasti ingin beli macam-macam untuk mengisi perutnya dan gorengan adalah salah satu solusi yang tepat untuk itu =).

Alhasil pertama kali kami membawa 30 gorengan yang terdiri dari :
  • 10 ote-ote
  • 10 pastel
  • 5 pisang goreng
  • 5 nangka goreng
Kami tidak membawa tahu isi karena kebetulan dari suplier tidak dapat membeli tahu pada saat itu. jadi yang kami bawa hanya 3 jenis saja. Dan syukurlah semuanya habis. Untuk dokumentasinya bisa lihat di bawah ini



Dagang Gorengan "Senin, 12 Desember 2011"

Untuk pertama kalinya kami menjual gorengan hanya di sekitar lingkungan rumah kami. Dan kebanyakan masih disekitar saudara. Hal ini karena kami ingin melakukan tester terlebih dahulu terhadap konsumen. Apakah gorengan yang kita jual enak atau sudah sesuai dengan selera konsumen.

Untuk pertama kali kami hanya membawa 3 buah utnuk masing-masing gorengan yaitu :
  • 3 buah tahu isi
  • 3 buah pisang goreng
  • 3 buah ote-ote
  • 3 buah pastel
Dan dari hasil yang kami peroleh mereka bilang gorengan yang dibuat lumayan enak hanya saja kurang besar untuk harga gorengan Rp 1000,-
Dari hasil tersebut kita tetap mempertahankan rasa gorengan namun menambah sedikit porsi gorengan.

Wirausaha "GORENGAN"

Mungkin beberapa orang heran mengapa kelompok kami meilih berdagang gorengan? Kan sudah banyak dagang gorengan dipinggir jalan, lagipula gorengan bukan sesuatu yang unik yang dapat membuat orang lain tertarik untuk membelinya. Nah, lalu ? mengapa kami memilih berdagang gorengan? Hal tersebut karena :
  1. Gorengan adalah makanan rakyat, jadi orang sudah tau enaknya...
  2. Gorengan harganya murah meriah, untuk di kampus kami jual Rp 1000,- tapi gede. Sedangakan di puputan kami jual Rp 500,- dengan ukuran yang lebih kecil.
  3. Gorengan biasanya bisa dinikmati kapan saja pagi, siang, sore, malam, bahkan subuh.
  4. Gorengan dapat sebagai pengganti nasi dalam waktu terdesak.
  5. Sebagian besar orang suka makan gorengan karena mudah dipadukan dengan berbagai jenis minuman baik hangat maupun dingin.
  6. Untuk di kampus, di kantin tidak menjual gorengan jadi ini peluang yang bisa di manfaatkan.
Nah itulah beberapa alasan mengapa kelompok kami memilih berdagang gorengan. Semoga dagang gorengan ini bisa menghasilkan keuntungan yang memuaskan.